KOTA BATU – Saat berkunjung ke Jawa Timur Park (JTP) 1, Anda akan disuguhi oleh tatanan unik dari sebuah bidak catur raksasa. Tak hanya itu, tiap patung seukuran manusia ini terlihat menggunakan ciri khas penutup wajah berupa Topeng Malangan.
Topeng Malangan merupakan sebuah tradisi budaya dan religiusitas yang tumbuh di masyarakat Malang.
Dalam literatur, disebutkan bahwa keberadaan topeng ini telah dikenal semenjak zaman kerajaan tertua di Jatim yaitu kerajaan Gajayana (760 Masehi) yang berlokasi di sekitar Kota Malang.
Kesenian ini telah ada sejak zaman Mpu Sendok. Saat itu, topeng pertama terbuat dari emas, dikenal dengan istilah Puspo Sariro (bunga dari hati yang paling dalam) dan merupakan simbol pemujaan Raja Gajayana terhadap arwah ayahandanya, Dewa Sima.
Topeng Malang sedikit berbeda dengan jenis topeng yang ada di Indonesia. Coraknya khas dari pahatan kayu yang lebih realis serta menggambarkan karakter wajah seseorang.
Terdapat banyak ragam dari jenis Topeng Malang yang dibuat seperti karakter jahat, baik, gurauan, sedih, kecantikan, ketampanan, bahkan sampai karakter yang sifatnya tidak teratur.
Adapun peran pencerita pada zaman sekarang lebih sering dilakukan oleh dalang. Proses penceritaan kisah tersebut menjadi sebuah wujud penghormatan bagi nenek moyang yang bersifat animistik dan sarana pemanggilan ruh.